Berpetualang Bersama Dua Anak Pemberani dan Penyayang!

Judul buku: Gula Merah Tobalo

Penulis: Nur Inayah Syar

Penerbit: The Asia Foundation – Let’s Read

Halaman: 25 hal

Peresensi: faridahanim.com

 

Bismillah,
Ebook anak pertama yang saya pilih untuk baca melalui sebuah aplikasi Let’s Read, menemani putri bungsu saya yang suka bercerita sambil membaca.

Di permulaan cerita, buku elektronik yang berjudul Gula Merah Tobalo ini langsung mengenalkan ragam nama masakan khas Bugis Makassar yakni; bolu peca’, dange, tenteng dan apang. Menarik, jika biasanya penjual di pasar digambarkan dengan orang dewasa perempuan atau laki-laki dengan tampilan yang berpeluh, kerja keras, namun tidak dengan buku ini. Tokoh utama dalam buku ini yang berjualan di pasar adalah seorang anak kecil laki-laki yang periang bersama ibunya yang penyayang. Jauh dari kesan berjualan di pasar itu berat, buku ini menggambarkan bahwa berjualan di pasar itu menyenangkan; kue-kue tertata rapi, jualan habis, dan bisa bersama-sama ibu.

Ada dua tokoh utama di dalam buku ini. Tokoh kedua adalah seorang anak kecil perempuan dengan tubuh belang-belang. Awalnya saya tidak ngeh dengan ilustrasi pada tokoh ini. Namun, di halaman 9, baru saya menyadari ada yang berbeda dalam ilustrasi tokoh kedua dan keluarganya. Dahi, lengan dan kaki tokoh kedua, digambarkan ada belang-belang putih tak beraturan. Karena penasaran saya pun mencari informasi di internet mengenai kulit belang ini, dan ternyata itu adalah ciri khas suku Tobalo. Dalam bahasa Bugis, “to” berarti manusia, dan “balo” berarti belang. Suku Tobalo adalah suku yang bermukim di pedalaman pegunungan Bulu Pao yang membentang melintasi wilayah kabupaten Barru dan pangkep Sulawesi Selatan sejak ratusan tahun silam.

 

Akhirnya saya baru paham kalau Tobalo yang tercantum pada judul buku ini adalah nama sebuah suku di salah satu wilayah Indonesia. Masya Allah.

Buku yang ditulis untuk anak-anak Asia ini ternyata sangat menghibur dan ampuh untuk memompa semangat saya menambah jumlah bacaan buku elektronik anak yang kini sangat banyak ditawarkan.

Selain belajar mengenal tentang makanan khas Bugis dan suku Tobalo, buku ini juga memberikan contoh sikap untuk berbakti pada orang tua. Tokoh pertama yang sayang kepada ibunya, menemani berjualan dan rela jauh-jauh bersepeda sampai tersesat demi membelikan ibunya gula merah terenak dari suku Tobalo. Tokoh kedua juga yang tak kalah menariknya, meski perempuan, dia lihai memanjat tingginya pohon aren dan menyadap nira untuk diolah menjadi gula dan hasilnya diberikan kepada kedua orangtuanya.

Tidak hanya itu saja, di akhir cerita, pembaca mendapat manfaat yang lain yakni cara mengobati kulit yang gatal dan perih saat terkena getah buah aren, bagaimanakah itu? Temukan jawabannya di akhir cerita buku ini.

Getah buah aren memang membuat perih dan gatal, jangan sembarangan menyentuhnya! hal. 21

Click to rate this post!
[Total: 1 Average: 5]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *